Dibalik Kemegahan dan Kejayaan
23
September 1989, menjadi tanggal beserta hari bersejarah khususnya bagi seluruh
warga dan negara Benelux. Karena tepat pada tanggal tersebut mereka merayakan
segala suka cita dan kebebasan yang akan segera mereka raih dan nikmati.
Berita baik tersebut tak hanya
menyebar di seluruh pelosok negeri namun hampir seluruh pelosok benua ini,
Switchfarn. Tak hanya itu, para warga negara yang masih memiliki kerabat di
berbagai belahan benua lain di bumi ini mulai mengabarkan berita baik ini
kepada mereka. Sehingga, hampir seluruh berita baik ini sampai kepada setiap
jutaan hingga milyaran pasang telinga di dunia ini.
Namun, dibalik seluruh warga negara
Benelux yang antusias menyambut kemerdekaan ini, ada juga yang menolak adanya
kmerdekaan ini. Bukan karena mereka tak sudi untuk merdeka, namun karena
kewenangan pemuka negara ini yang rela untuk menerima kemerdekaan dari negara
lain yang mungkin selama ini mereka anggap sebagai perampok ulung yang merampok
segala harta karun melimpah di negara ini tanpa ada hukuman bagi mereka. Justru
mereka malah mendapat suaka hukum selama menjalankan tindakan tak patut
tersebut.
Disisi lain, banyak pula yang
mendukungnya karena mereka berpendapat bahwa apa yang dilakukan pemuka negara
ini adalah keputusan terbaik. Karena dengan menjadi negara persemakmuran Switchfarn
adalah langkah awal agar dapat menjadi negara adidaya. Karena negara ini, hanya
membutuhkan pemerintahan yang baik untuk mengelola segala kekayaan alam yang
tersedia di negara ini.
*
29
September 1989
Para pemuka negara beserta
jajarannya masih genjar mengadakan persiapan kemerdekaan seperti memusyawarahkan
siapa yang akan menjadi pemimpin atau presiden negara ini. Serta mempersiapkan
apa saja yang dibutuhkan sebagai negara merdeka seperti ideologi atau dasar
negara beserta lambang negara dan undang-undang beserta tata tertib bagi
seluruh warga negara
1 Oktober 1989
Tanggal yang dijadwalkan menjadi
tanggal kemerdekaan, terpaksa ditunda karena negara yang memberikan
persemakmuran kepada Benelux sedang berduka. Salah satu menteri mereka ada yang
meninggal secara mendadak sehingga pelantikan ini terpaksa harus dibatalkan. Hari
ini pula akan diumumkan siapa yang akan menjadi presiden. Hal itu tetap
berlanjut. Meskipun hari ini mereka gagal memproklamasikan kemerdekaan mereka,
namun mereka tetap mengumumkan siapa yang akan menjadi presiden
Para warga negara mulai memadati
stadion Chanderlon. Sejak pagi stadion tersebut telah dipadati oleh para warga
negara meskipun mereka tahu bahwa hari itu telah diumumkan belum menjadi hari
memproklamasikan kemerdekaan negara. Namun mereka tahu bahwa hari itu menjadi
hari pengumuman siapa yang akan memimpin negara mereka.
Pukul 10.00, para pemuka negara
keluar menyambut kegaduhan dan keramaian warga negara yang telah berantusias
menyambut presiden mereka.
“Selamat pagi semuanya”, sambutan
salah satu perwakilan negara memecah keramaian warga saat itu.
“Selamat pagi”, sahut seluruh warga
negara.
“Pada pagi yang cerah ini kita akan
segera mengetahui pemimpin terbaik kita untuk memperbaiki keadaan negara kita,
tanpa lama lagi selamat datang dan berikan sambutan yang meriah bagi Rofrick
Thecews”.
Dengan disebutkan nama pria tersebut
sontak seluruh warga stadion bergemuruh karena pemilihan presiden tersebut
sesuai dengan kehendak seluruh warga baik yang setuju dengan keputusan
persemakmuran ini atau yang tidak setuju. Rofrick merupakan sosok yang
sederhana serta menjadi sorotan warga negara sebelum kemerdekaan. Tak hanya
itu, ia juga selalu memberikan pendapat-pendapat positif kepada kebijakan bagi
negara ini.
“Saya sangat berterimakasih atas
partisipasi warga negara sekalian, yang telah rela untuk datang ke sini dan
menerima saya sebagai kepala negara Benelux untuk masa jabatan 5 tahun
mendatang. Semoga amanah yang diberikan kepada saya dapat saya jalankan dengan
sebaik-baiknya. Terimakasih”
Setelah Rofrick Thecews menyampaikan
sambutan pertamanya setelah menjadi presiden, semua warga di stadion Chanderlon
bersorak-sorak seakan telah menemukan pahlawan tersembunyi yang selama ini
mereka cari. Dengan senyum puas atas sambutan Rofrick Thecewes, para warga pun
menaruh banyak harapan semoga ia mampu memperbaiki nasib mereka menjadi lebih
baik.
Pada hari yang sama pula, masih ada
yang belum terima jika Rofrick yang terpilih menjadi presiden. Mereka
beranggapan bahwa terpilihnya Rofrick bukan karena kinerjanya yang selama ini
dianggap baik namun karena hanya dengan menjadikannya presiden akan mengambil
simpati dari seluruh warga. Dan dibawah persemakmuran Switchfarn, para penguasa
negara akan berlomba-lomba mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.
Para penolak presiden ini berkumpul
di Centrance Hall bersamaan dengan acara perkenalan Rofrick sebagai presiden.
Mereka membahas langkah-langkah apa yang akan mereka lakukan agar negara yang
mereka cintai dengan sepenuh hati tidak akan menjadi tempat para penguasa
serakah yang ingin mengambil semua kekayaan negara mereka.
*
28
Oktober 1989
Hari ini tepat akan dijadwalkan
pelantikan Rofrick Thecewes, para warga pun telah mengetahui kabar ini karena 3
hari sebelum pelantikan para warga pun telah diberi pengumuman di setiap sudut
kota di negara Benelux. Bahkan para perwakilan negara telah menyebarkan brosur
tentang pelaksanaan pelantikan tersebut dan memasang pamflet disetiap sudut
Benelux.
Menurut jadwal acara yang tertera,
acara pertama adalah pelantikan Rofrick di Hexagon center yang juga akan
diresmikan sebagai tempat para punggawa negara akan melaksanakan kewajibannya
nanti. Selanjutnya dengan arak-arakan dari Hexagon center menuju stadion
Chanderlon yang telah disiapkan oleh penampilan tarian khas seluruh kota di
Benelux dan pertunjukan fashion show yang menarik. Stadion Chanderlon nantinya
akan menjadi tempat puncak acara, di sana ia akan menyampaikan orasinya sebagai
presiden yang baru dan pastinya akan merayakan kemenangannya sebagai presiden.
Jam penunjuk waktu telah menunjukkan
pukul 08.00 satu jam lagi telah dijadwalkan acara pelantikan tersebut. Namun
ketika jam masih menunjukkan pukul 08.30, para warga dikejutkan dengan berita
yang beredar bahwa pada hari yang akan bersejarah itu telah terjadi kebakaran
di Centrance hall yang sempat digunakan untuk rapat para penolak presiden
beberapa minggu yang lalu.
Hal tersebut sungguh menghebohkan,
karena terjadi di waktu saat akan pelantikan. Seolah-olah pertanda bahwa akan
menjadi pertanda sesuatu buruk akan terjadi. Namun hal ini tidak dambil pusing
oleh para pemangku negara mereka hanya berpikir itu hanya kebetulan semata.
Lagipula gedung yang digunakan untuk pertemuan waktu itu memang berada di
deretan-deretan bangunan kuno, sehingga wajar saja jika instalasi listrik
bermasalah dan menyebabkan kebakaran.
Pukul 09.00 pun tiba, para warga
menyambut antusias calon presiden terpilih mereka. Mereka yang menunggu di luar
Hexagon center bergemuruh menyaksikan kehadiran sang presiden. Tanpa perlu
waktu yang lama, acara pelantikan pun dimulai. Para hakim agung membacakan
sumpah dan harus diikuti Rofrick Thecewes serta dibelakangnya telah berdiri
seorang pendeta yang membawa kitab sebagai lambang kesakralan acara pelantikan
hari ini.
Memang ketika pelantikan itu dikhususkan
untuk melantik presiden saja tanpa pegawai pemerintahan yang lain. Semua
anggota pemerintahan yang lain akan dipilih sesudah Rofrick menjabat. Ia pun
juga berjanji akan mengumumkan siapa saja nama-nama pegawai pemerintahan itu.
Dan apabila dari warganya ada yang tidak setuju, maka Rofrick dapat
mempertimbangkan kembali apakah pegawai tersebut masih pantas dipertahankan
atau memang sebaiknya beralih dari jabatan tersebut.
1
Desember 1989
Setelah sekian perdebatan panjang
yang terjadi antar beberapa penguasa negara yang ada mengenai siapa yang pantas
untuk dijadikan pegawai pemerintah akhirnya hari ini akan diumumkan siapa saja
nama yang beruntung dapat menduduki jabatan sebagai pegawai pemerintah
mendampingi Rofrick. Nama-nama tersebut ialah :
·
Wakil presiden : Obi Wan Kenobi
·
Perdana menteri : Jacob Whitesides
·
Menteri luar negeri : Shailene Woodley
·
Kepala administrasi : Theo Jamnes
·
Kepala asosiasi negara bagian : Jai Courtney
·
Menteri pertahanan dan keamanan : Ray stevenson
·
Menteri keuangan : Miles Teller
·
Menteri kebutuhan : Tony Goldwyn
·
Menteri pertanahan/agraria : Ansel Elgort
·
Menteri kehakiman : Mekhi Phifer
·
Menteri pendidikan dan kebudayaan : Kate Winslet
Semua menteri tersebut berhak mengangkat
minimal 5 aggota dan maksimal 15 angggota untuk tugas pembantuan. Hasil
keputusan siapa saja yang berhak menjabat sebagai anggota kementian juga harus
disampaikan kepada masyarakat agar menjaga keterbukaan tanpa ada yang harus
ditutupi dari masyarakat.
Dari sekian banyak menteri banyak yang
disukai oleh warga namun banyak warga yang protes tentang terpilihnya Obi Wan
Kenobi sebagai wakil presiden.
*
Tiga
tahun telah berlalu. Semenjak Rofrick Thecewes menjadi presiden yang pertama,
Benelux berangsur-angsur menjadi negara yang lebih baik, jauh lebih baik dari
sebelumnya. Namun sampai detik ini tetap saja banyak yang kurang setuju dengan
terpilihnya Rofrick Thecewes menjadi presiden.
Suatu
ketika, Anakin Skywalker seorang berkebangsaan Arragon
berkunjung ke negara Benelux karena ada kepentingan di sana. Dia bekerjasama
dengan presiden dan lain-lainnya untuk membuat sebuah gedung pertemuan dengan
nuansa yang klasik yang saat ini menjadi pembicaraan di kalangan internasional.
Benelux
terkenal dengan negara yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah, kekayaan
tersebut dimanfaatkan untuk membangun sebuah gedung untuk menggantikan
Centrance Hall. Yang terbakar tiga tahun yang lalu.
*
Pukul
07.00 pagi, Anakin tiba di bandara. Pagi itu suananya tidak seperti yang ada di
bayangannya. Banyak salju yang turun. Pohon-pohon dan daun-daun dipenuhi oleh
salju.
“Saljunya
tebal sekali?!”, kata pertama yang keluar dari mulut Anakin ketika dia keluar
dari pesawat.
Dia
harus duduk di kursi tunggu yang berada di sebelah kanan loket selama 45 menit
lamanya. Anakin merasa sedikit bosan, tetapi dengan menghilangkan kebosanannya
itu dia menyibukkan dirinya dengan membuka kamus bahasa Benelux. Anakin belum
begitu lancar bahasa Benelux, tetapi dia merupakan satu-satunya yang paling
terampil bahasa Benelux di negaranya. Di selang kesibukannya itu datang seorang
pria separuh baya yang menanyakan seorang yang baru mendarat dari Arragon.
Akhirnya,
Anakin langsung pergi ke Hexagon center bersama pria yang menjemputnya di
bandara tadi. Dalam perjalanan ke sana Anakin terkagum-kagum dengan apa yang
telah dilihatnya, banyak bangunan yang tinggi menjulang ke langit.
Sebelum
Anakin Skywalker menginjakkan kakinya di Hexagon center, dia terdiam di dalam
mobil selama beberapa menit. Dia melihat sebuah pohon yang tidak seperti
pohon-pohon yang lainnya. Awalnya dia tak percaya dengan apa yang ada di depan
matanya itu. Setelah mendekat ke sebuah pohon yang tepat berada di depan
Hexagon center itu, dia baru percaya ternyata itu adalah sebuah pohon yang
sengaja dibuat sebagai simbol di Benelux. Memang sedikit aneh, tetapi hal itu
membuat Anakin terkagum-kagum. Batang dan rantingnya terbuat dari kayu yang
dilapisi emas, daun-daunnya terbuat dari permata yang berwarna hijau berkilau.
*
Anakin
mendapat sambutan yang cukup meriah dari sebagian pegawai pemerintah yang
bekerja di sana.
“Hai
apa kabar? Bagaimana perjalannya?” tanya salah satu pekerja wanita di sana.
“Saya
baik-baik saja, perjalanannya cukup membuat saya bosan”’ jawab Anakin.
Anakin
langsung menuju ruangan presiden. Dia harus naik tangga ke lantai 9, karena
kebetulan pada saat itu listriknya padam. Karena pertemuan dengan presiden
dirasa sangat penting, jadi dia rela harus naik tangga ke lantai 9.
Sesampainya
di ruangan presiden, “Selamat pagi Pak Rofrick Thecewes, suatu kehormatan bisa bertemu
dengan Anda”, kata Anakin kepada presiden.
“Selamat
pagi. Bagaimana perjalananmu ke sini?”. “Cukup membosankan karena harus duduk
di pesawat selama 10 jam”, jawab Anakin dengan nada bergurau.
“Evelyn,
ke ruanganku sekarang”, kata Presiden memanggil sekretarisnya dengan telepon
yang ada di mejanya.
“Antarkan
Anakin ke penginapannya”, kata Presiden.
“Siap
Pak”, “mari ikuti saya” kata Evelyn terhadap Anakin. Anakin mengikuti Evelyn
menuju penginapan yang telah disediakan Presiden.
*
Setelah
Anakin turun dari mobil, hal yang pertama kali dilihatnya yaitu sebuah bangunan
kuno, penduduk lokal menyebutnya hotel atau sebuah penginapan. Bangunan itu apabila
dilihat dari luar seperti sebuah bangunan yang tak berpenghuni, yang tidak
terawat. Setelah memasukinya suasanya menjadi jauh berbeda dari yang
dibayangkan. Bangunan itu tampak mewah dan indah, serta banyak orang dari
negara-negara lain yang hidup di dalamnya. Setelah berjalan lumayan jauh dari
pintu utama. Akhirnya mereka berhenti di depan kamar bernomor 111.
“Ini
kamar Anda dan ini kuncinya”, kata Evelyn menunjukkan kamar Anakin serta
menyerahkan kuncinya.
“Oke,
terima kasih”, jawab Anakin.
“Oh
iya, jika nanti ada yang kau butuhkan panggil aku. Ini nomor teleponku
032-465-839-***” kata Evelyn.
“emm,
terima kasih” jawab Anakin.
“Satu
lagi, kamar yang ada di depanmu itu di nomor 112. Dia adalah temanku, dia baik
dan suka menolong. Jadi kalau kamu butuh sesuatu yang sangat mendesak kamu bisa
meminta pertolongannya. Itu saja, maaf banyak menyita waktu Anda. Saya pergi
dulu. Sampai jumpa besok” kata Evelyn panjang lebar.
“Oke”
Evelyn
meninggalkan Anakin sendiri di Penginapannya.
Anakin
mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Karena di lingkungan barunya
itu, suananya jauh berbeda dengan yang ada di negaranya sendiri.
*
Ke-esokan
harinya, sebuah kecelakaan besar terjadi. Hexagon center dibom oleh kawanan
orang jahat. Seluruh negeri menjadi gempar dengan adanya kejadian tersebut. Hexagon
center rusak parah, banyak sarana prasana rusak dan tidak bisa dimanfaatkan.
Meskipun Hexagon center rusak, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Namun kerugian ditaksir sebanyak U$ 1000.
Mendengar
kabar tersebut Anakin langsung pergi ke Hexagon center untuk melihat sendiri
keadaanya.
Saat
berjalan di lobi hotel, Anakin tidak sengaja menabrak seseorang. “Aaa panas
panas” kata orang tersebut. “Kalau jalan lihat-lihat” tambahnya dengan volume
yang tinggi.
“Maaf
aku tidak sengaja. Aku terburu-buru pergi ke Hexagon center” jawab Anakin. Lelaki
itu tidak melanjutkan kata-katanya, dia memperhatikan Anakin dari ujung kaki ke
ujung rambut.
“Kamu
Anakin? Anakin dari Arragon? Perkenalkan aku Davitsoon” sambil menjulurkan
tangan. “iya, saya Anakin”.
“Aku
banyak mendengar cerita tentangmu dari Evelyn” “jadi, kamu penghuni nomor 112?”
“iya benar, kita tetangga. Mari berteman dengan baik”.
“tadi
kamu bilang mau pergi ke Hexagon center. Tunggu sebentar aku mau ganti baju,
kebetulan aku juga mau ke sana. Kamu pasti belum tahu jalan ke sana kan?!.
Jadi, tunggu aku disini. Aku tidak akan lama” kata Davitsoon.
*
Setelah
sampai di sana, memang benar keadaannya sangat mengenaskan. Sebagian besar
infrastruktur di sana rusak parah. Anakin berjalan menelusuri gedung tersebut,
tanpa dia sadari, dia menabrak seorang pria paruh baya yang ada di depannya.
Mereka berdua saling bertatap muka, karena Anakin belum mengenalnya maka dia
menghiraukannya. Dalam pikiran Anakin, pria paruh baya tersebut agak
mencurigakan. Penampilannya tidak sesuai dengan orang-orang lain yang ada di
sekitar kejadian itu. Tanpa berfikir terlalu jauh lagi Anakin melanjutkan
perjalanannya mengelilingi tempat kejadian.
Anakin
dan Davitsoon berjalan terpisah, karena saat itu Davitsoon mendapat telepon
dari seseorang yang kelihatannya mendesak.
Setelah
berkeliling Anakin bertemu dengan perdana menteri negara Benelux. “Kamu Anakin
ya... yang datang dari negara sebelah?” katanya.
“Benar,
saya Anakin dari negara Arragon “ jawab Anakin.
“Perkenalkan,
saya perdana menteri di sini. Jacob Whitesides” katanya sambil menjulurkan
tangan kepada Anakin. Anakin membalasnya sambil memberikan senyuman tipis.
Dimata Anakin Perdana Menteri adalah seseorang yang baik kepada sesamanya.
Perdana
menteri mengajak Anakin ke rumahnya, untuk bisa mengenal lebih jauh lagi.
Perdana menteri melayani Anakin dengan baik. “Ternyata tidak salah apa yang
dikatakan warga di sini, Perdana menteri sangat baik kepada tamunya atau kepada
siapapun” batin Anakin.
*
Di
sisi lain, Presiden beserta aparat lainnya menjadi kebingunan dengan apa yang
telah terjadi. Kini tim penyelidik telah dikerahkan untuk menyelidiki kejadian
tersebut dan menangkap tersangkanya.
“Sebelumnya
kejadian seperti ini pernah terjadi, namun apakah sama kebakaran dengan
pengeboman??” pikir Presiden.
Tok
tok tok.... suara pintu terketuk.
“Maaf
pak Presiden, ada yang ingin ku bicarakan dengan Anda” kata Anakin.
“Silakan.
Apa yang ingin kau bicarakan denganku Anakin??”
“E...e...
tentang kejadian ini...” kata Anakin dengan ragu.
“Polisi
sudah dikerahkan untuk mengatasi masalah ini. Kamu jangan kuatir”
“tapi...
apakah Anda baik-baik saja??” tanya Anakin.
“Aku
baik-baik saja. Ini bukan pertama kalinya kejadian seperti itu terjadi. Dulu
juga pernah terjadi namun berbeda dengan sekarang. Sekitar tiga tahun yang lalu
terjadi kebakaran di Centrance Hall. Centrance Hall dulunya sebuah gedung
pertemuan yang sekarang akan dirombak dan dibangun kembali. Awalnya kami
mengira kebakaran itu terjadi karena hubungan arus pendek karenan bangunan itu
terletak di antara bangunan tua, jadi mungkin saja hal itu terjadi. Namun
setelah diselidiki penyebabnya, peristiwa itu dilakukan oleh seseorang yang
tidak menginginkan aku menjadi Presiden. Pelakunya belum tertangkap sampai
sekarang karena semua akses dan info tentang dirinya tidak ada”. Cerita
Presiden Rofrick panjang lebar.
“jadi
ini yang kedua kalinya?” tanya Anakin.
“mungkin
saja bisa. Namun aku tidak bisa menyimpulkan begitu saja karena belum ada bukti
yang mengarah kesitu”
“aku
bersedia membantu Presiden” kata Anakin menawarkan dirinya utnuk membantu
presiden.
Akhirnya
Segala kegiatan pemerintahan dialihkan di rumah Presiden.
*
Anakin
yang tidur terbangun karena mendengar deringan jam. Setelah melihat jam yang
menunjukkan pukul 10.00 pagi dia langsung bergegas ke kamar mandi. Anakin hampir
lupa kalau hari ini dia ada pertemuan penting dengan Presiden.
Anakin
memilih pakaian terbaiknya untuk digunakan. Setelah selesai dengan
penampilannya, dia berangkat ke rumah Presiden.
Sesampainya
di sana Anakin terkejut melihat banyak wartawan yang mengerumuni rumah
Presiden. Dia tidak tahu mengapa ada begitu banyak wartawan di sana. Di dalam
rumah Presiden terdengar beberapa orang sedang menyebut-nyebut nama Anakin
Skywalker.
“Sebelum
dia kesini, tidak ada kejadian yang seperti itu” dengar Anakin dari balik
pintu.
Anakin
semakin bingung, “apakah orang-orang di sini mencurigaiku? Apakah mereka akan menghukumku? Tanpa bukti apapun?”
dalam benak Anakin bertanya-tanya.
Anakin
sudah lama berdiri di situ, mungkin sekitar 15 menit yang lalu. Anakin mendengar
semua yang dikatakan para tamu undangan itu.
“Dimana
Anakin? Ini sudah telat 15 menit, tetapi dia belum datang juga” kata Wakil Presiden.
Kalimat
itu akhirnya memecah suasana gaduh yang beberapa menit lalu mendebatkan
kebenaran sosok pria dari negara sebelah itu.
“Mungkin
dia salah jalan atau tidak tahu jalan ke sini atau mungkin.....” kata Perdana
Menteri yang terpotong dengan suara ketukan pintu di ujung ruangan.
“Itu
dia sudah datang. Silakan masuk” kata Presiden.
Dalam
pertemuannya tersebut Anakin tidak fokus dengan apa yang dirapatkan, pikirannya
kesana kemari. Anakin masih memikirkan pembicaraan Wakil Presiden tadi di depan
para tamu undangan. Pikirannya semakin kacau. Pertemuan tersebut sudah selesai,
namun tak ada yang bisa ditangkap dari hasil pertemuan tersebut.
*
Setelah
sampai di penginapannya, Anakin menyadari satu hal. Di negara ini ada yang
tidak beres. Dibalik kekayaan yang menyelimuti negara ini banyak orang yang
semakin serakah. Mereka selalu haus dengan kekuasaan dan uang.
“TETANGGA!!!!!!
Apakah kamu di dalam” suara Davitsoon memanggil dari luar.
Anakin
membuka pintu itu dan Davitsoon masuk begitu saja sebelum pemilik rumah
mempersilahkannya. Davitsoon langsung membuka lemari es dan mencari-cari
makanan di sana.
“Apa
yang kau lakukan di sini” tanya Anakin.
“Kamu
tidak punya makanan ya?”
“Aku
belum memasak hari ini”
“Kata
Evelyn kamu jago masak. Jadi, buatkan aku masakan terlezatmu” kata Davitsoon
dengan nada agak kekanak-kanakan.
“Oke
aku akan memasak. Tapi ini bukan karena kamu ya. Ini karena aku juga lapar”
kata Anakin.
Setelah
selesai memasak omelet dan saus ikan pedas. Mereka berdua menyantapnya.
“Wow
lezat sekali. Ternyata benar kata Evelyn. Evelyn harus mencoba masakanmu”
Anakin
tidak meresponnya, dia menikmati sendiri masakannya. Sejak kecil Anakin memasak
sendiri karena ibunya sakit dan tidak bisa membuat makanan. Jadi Anakin jago
memasak. Ibunya meninggal beberapa tahun yang lalu. Saat Anakin masih satu
tahun ayahnya meninggal karena penyakit yang diderintanya. Banyak pengalaman
pahit yang dialaminya. Hal ini juga menjadi salah satu alasan Anakin
meninggalkan negara kelahirannya.
Suara
sendok yang jatuh ke lantai menyadarkan Anakin dari lamunannya.
“Biar
aku saja yang mencuci piringnya” kata Anakin
“oke”
kata davitsoon
Anakin
merasa hidupnya berubah ketika di bertemu dengan Davitsoon. Memang kelakuannya
agak aneh tetapi Anakin yakin bahwa dia adalah pria sekaligus teman yang baik.
“Wah
kamu punya buku ini” kata Davitsoon memegang buku itu.
“Buku
itu pemberian dari Presiden”
“Aku
juga punya yang seperti ini di rumah”
“Dari
Presiden Rofrick??” tanya Anakin.
“Bukan
dari Presiden Rofrick, tapi dari ayahku” jawabnya.
“Siapa
Ayahmu??”
“Kukira
kamu sudah tahu. Padahal kamu sering bertemu dengannya”
“Siapa?”
“Wakil
Presiden Obi Wan Kenobi, dia ayahku”
Anakin
terkejut dengan apa yang telah dikatan Davitsoon. Dia tidak tahu kalau
Davitsoon adalah anaknya.
“Lalu
mengapa kamu tinggal di sini?” tanya Anakin
“Aku
lebih suka hidup sendiri. Dan tempat ini sangat cocok untukku” jawabnya.
*
Anakin
mengunjungi bangunan bekas Centrance Hall. Dan melihat-lihat keadaanya.
Bangunan itu sudah lama tidak digunakan, sehingga terlihat agak usang. Ketika
melihat-lihat Anakin melihat sebuah benda seperti korek
dan menyimpannya di saku jaketnya. Anakin tidak bisa terlalu lama di
luar karena saat itu suhunya -5 ºC.
Sesampainya
di penginapan Anakin mendapati Davitsoon menonton televisi di rumahnya.
“Bagaimana
kamu bisa sampai disini??”
“Aku
tahu sandi rumahmumu dan aku bosan di rumahku, aku mencarimu kemana-mana
ternyata kamu sedang keluar jadi aku masuk saja. Dan menunggumu pulang sambil
nonton televisi” kata Davitsoon.
Anakin
menyimpan benda yang telah ditemukannya tadi di lemari pakaiannya.
“Apa
yang kau sembunyikan itu?” tanya Davitsoon
“Aku
tidak menyembunyikan apapun. Ini hanya beda yang tidak berguna” jelas Anakin
“Kamu
mau mengantarkan aku ke rumahku?” kata Davitsoon tiba-tiba
“Kenapa
harus diantar bukannya hanya depan pintu?”
“Bukan
rumah yang itu. Tetapi rumahku yang.....”
“Ooo
yang itu” potong Anakin
“iya”
“Kapan
kita ke sana?” tanya Anakin
“Sekarang”
jawab Davitsoon sambil berjalan keluar pintu. “Aku mau ganti baju. Tunggu aku
di pintu” tambahnya.
“Diluar
dingin sekali. Aku sudah keluar tadi pagi dan sekarang harus keluar lagi”
katanya dengan kesal.
“Ayo
berangkat” kata Davitsoon setelah 15 menit Anakin menunggunya.
“Kenapa
kamu lama sekali ganti bajunya”
“Aku
belum mandi, jadi aku mandi dulu tadi”
“Pantas
lama sekali”
*
Setelah
sampai di rumah Wapres Obi Wan Kenobi. Davitsoon mendapat sambutan dari Ibunya.
“Sudah
berapa bulan kamu tidak pulang? Kamu terlihat semakin kurus, apakah makanmu
kurang banyak? nanti aku akan membawakanmu makanan.” Kata Ibu Davitsoon
“Tidak
usah ibu, aku baik-baik saja”
“Tapi
tetap saja. Ibu akan membawakan makananmu” “Ini siapa?”
“Perkenalkan
saya Anakin Skywalker dari Arragon. Saya ke sini diajak Davitsoon” kata Anakin.
“Ini
Bu, teman saya” tambah Davitsoon
“Sekarang
kamu punya teman untuk di ajak kemari. Kamu sudah banyak berubah. Terimakasih
Davit” kata Ibunya sambil memeluk Davitsoon
“Ibu
lepaskan malu dilihat Anakin”
Akhirnya
Ibu Davitsoon melepaskan pelukannya.
“Silakan
duduk. Mau minum apa?” tanya Ibu Davitsoon
“Apa
adanya Bu” jawab Anakin
Ibu
Davitsoon pergi ke dapur untuk membuatakan minuman.
“Ayah
aku pulang” kata Davitsoon
“Sejak
kapan kamu sampai?” tanya Wapres Obi Wan
“baru
saja, datang” jawab Anakin
Sambil
menunggu minuman datang mereka bertiga berbincang-bincang dengan topik yang
berbeda-beda.
“Ini
minumannya. Maaf menunggu lama”
“Tidak
lama kok” jawab Anakin
“Ayah
masih mengurusi tentang kejadian kemarin?” tanya Davitsoon tiba-tiba
“Banyak
yang mencurigai saya serta Presiden atas kejadian ini” jelas Wapres Obi Wan
“Kenapa
begitu bukankah peristiwa itu dilakukan oleh orang-orang jahat?” tanya Anakin
“Aku
juga tidak tahu. Banyak yang menginginkan kami turun dari jabatan kami. Padahal
kami sudah berbuat yang sebaik mungkin untuk mereka”. Jawabnya
*
Sesampainya
pulang dari rumah Wapres. Pikiran Anakin semakin tidak tenang karena selama ini
dia berpikiran bahwa Wapres Obi Wan adalah orang yang jahat, yang haus akan
kekuasaan. Namun ternyata dia salah, Wapres Obi Wan adalah orang yang baik yang
peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya.
Malamnya
Anakin pergi ke rumah Presiden membawa benda yang telah ditemukannya di
Centrance Hall. Anakin berpikir bahwa benda tersebut bisa menjadi bukti
tambahan untuk menangkap penjahat dari peristiwa kebakaran yang terjadi tiga
tahun yang lalu. Di tengah perjalanan Anakin merubah tempat tujuannya. Dia
pergi ke Hexagon Centre, dia berharap ada sesuatu yang bisa ditemukan untuk
menjadi bukti. Hexagon Centre menjadi tempat yang sunyi sepi. Tempat ini
sebelumnya menjadi tempat yang sangat bersinar di Benelux.
Anakin
mulai melihat-lihat sekitar. Tidak jauh setelah Anakin berjalan dia mendengar
suara seseorang yang sedang berbicara. Anakin semakin mendekat ke arah asal
suara itu. Suara itu semakin jelas terdengar ditelinganya. Suara yang terdengar
jelas itu adalah suara dua orang pria yang berbincang.
“Jangan
sampai polisi menemukan bukti” kata laki-laki itu.
“Apa?
Bukti? Mungkin ini ada kaitannya dengan peristiwa kemarin” batin Anakin
“Akan
kupastikan polisi tidak menemukan bukti apapun” kata laki-laki satunya.
“Setelah
rencana ini berjalan dengan lancar. Rofrick dan Obi Wan akan turun dari
jabatannya. Dan aku yang akan mencalonkan diri” kata laki-laki itu
“Jangan sampai rencana ini gagal untuk yang
kedua kalinya. Meskipun polisi belum menemukan tersangka pada peristiwa
kebakaran di Centrance Hall kita masih belum aman. Jadi kita harus hati-hati
dalam bertindak” tambahnya
Anakin
terkejut mendengar semua itu, tanpa sengaja dia menginjak kaleng yang ada di
belakangnya.
Namun,
suara kaleng tersebut tidak sampai terdengar ditelinga mereka. Jadi Anakin agak
lega.
Setelah
laki-laki itu pergi, Anakin menuju tempat pembicaraan mereka. Dia menemukan korek yang sama persis ditemukannya di Centrance Hall.
Anakin semakin yakin bahwa orang-orang “dalam” yang haus kekuasaan yang
melakukan ini.
*
Ke-esokan
harinya. Pagi-pagi sekali pintu kamar Davitsoon diketuk seseorang yang tidak
lain adalah tetanggnya nomor 111. Saat itu Davitsoon masih tertidur dan dia
terpaksa bangun untuk membuka pintu itu. Setelah terbuka Davitsoon kembali ke
tempat tidurnya untuk tidur kembali, namun Anakin mencegahnya. Anakin
menceritakan semua yang dialaminya tadi malam dan menceritakan semuanya.
Davitsoon terperanjat dari tidurnya setelah mendengrkan cerita Anakin.
“Kamu
tahu siapa kedua laki-laki itu” tanya Davitsoon
“Aku
tidak tahu siapa dia, tetapi aku pernah mendengar suara itu sebelumnya”
“Kalau
kamu tidak tahu siapa dia bagaimana kamu akan menangkapnya?”
“Kita
akan mengumpulkan banyak bukti untuk mengkapnya” jelas Anakin
“Kalau
begitu kumpulkan saja sendiri” kata Davitsoon dan dia memulai tidurnya lagi.
“Tidak
aku saja yang mengumpulkan bukti, tetapi kamu juga harus membantuku. Juga
membantu ayahmu yang dicurigai banyak orang” kata Anakin
“Oke
oke aku akan membantumu” jawab Davitsoon
“Sekarang
jam berapa?” tanya Anakin
“Itu
jam ada di sampingku. Lihat saja sendiri”
“Sudah
jam segini. Aku ada janji bertemu dengan Perdana Menteri. Aku pergi dulu” kata
Anakin.
*
“Maaf
saya baru datang. Tadi ada urusan mendadak, jadi terpaksa terlambat” kata
Anakin setelah sampai di rumah Perdana Menteri.
“Tidak
apa-apa. Aku juga baru saja mengurusi hal yang sangat penting” jawab Perdana
Menteri Jacob Whitesides.
“Silakan
duduk” tambahnya
Anakin
merasa aneh, suara itu terasa tidak asing ditelinganya. Setelah dipikir-pikir
suara ini sama persis dengan suara yang didengarnya tadi malam. Tapi Anakin tidak
percaya, yang dia percayai adalah Perdana Menteri adalah orang yang baik.
Tidak
lama kemudian terdengar suara dering telepon dan itu telepon Perdana Menteri.
“Maaf
saya angkat dulu, kurasa ini urusan yang penting” kata Perdana Menteri Jacob
Whitesides.
“Iya
silakan” jawab Anankin
“Kamu
bisa melihat-lihat isi rumahku” kata Perdana Menteri Jacob Whitesides
Anakin
melihat-lihat isi rumahnya Perdana Menteri. Dia memasuki sebuah ruangan
penyimpanan koleksi milik Perdana Menteri. Tanpa disengaja Anakin melihat salah
satu koleksinya.
“Sepertinya
Aku pernah melihat benda ini tapi dimana?” pikir Anakin
Kepala
Anakin kosong sepertinya dia kehilangan sebagian pikirannya dia sulit untuk
mengingat-ingat benda itu.
“Benda
ini seperti yang ku temukan di Centrance Hall dan di Hexagon Center. Apakah
mungkin Perdana Menteri yang melakukan semua ini. Tapi rasanya tidak mungkin”
kata Anakin
“Apa
yang tidak mungkin” suara Perdana Menteri mengagetkannya
“Bukan
apa-apa. Aku hanya kagum dengan benda koleksimu” jelas Anakin dengan kata
tersendat-sendat.
Pikiran
Anakin semakin kacau, dia salah tingkah dan pikirannya jadi kosong.
“Sepertinya
saya ada urusan mendadak, jadi saya pulang duluan” kata Anakin
“Tetapi
kenapa terburu-buru”
“Ini
sangat mendadak Perdana Menteri dan aku harus pergi” Anakin terpaksa berbohong
dengan Perdana Menteri.
“Kalau
begitu hati-hati di jalan” kata Perdana Menteri.
*
Anakin
menyendiri di Centrance Hall. Anakin tidak tahu harus berbuat apa. Apakah dia
harus menyatakan kebenaran atau pergi dari negara ini?. Setelah berpikir
matang-matang Anakin akan mengungkapkan kebenaran yang selama ini banyak
kesalahpahaman di Benelux. Tetapi Anakin tidak bisa berbuat seorang diri dia
butuh seseorang untuk membantunya. Anakin memilih Davitsoon untuk membantu
menyelesaikan ini. Untuk sementara waktu pekerjaan Anakin diundur untuk
menyelesaikan kasus ini.
Meskipun
Anakin bukan orang yang berkewarganegaraan Benelux, akan tetapi dia menjunjung
kebenaran dan keadilan. Dia akan membantu menegakkan kebenaran dan keadilan
tersebut di Benelux ini.
Akhirnya
dia sudah bertekat dan menerima resiko yang akan ditanggungnya. Dia hanya
berpikir bahwa kebenaran dan keadilan harus ditegakkan.
*
Pintu
kamar Anakin diketuk oleh seseorang. Namun, Anakin tidak mendengarnya dia tetap
tidur dengan pulas. Karena semalaman Anakin tidak bisa tidur karena memikirkan
hal tersebut.
“Dimana
Anakin? Apakah dia keluar? Tetapi aku tidak tahu kapan dia keluar. Aku masuk
saja” kata Davitsoon.
“Tetengga
tetangga tetangga apa kamu ada di dalam?!”
Tidak
terdengar suara orang menjawab. Setelah dirasa tidak ada orang. Davitsoon pergi
ke tempat tidur Anakin dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
“Apa
yang kau lakukan di kamarku?” tanya Anakin
“Ternyata
kamu tidur pantas saja tidak ada yang menjawab, kukira kamu keluar”
“Aku
harus ganti pasword rumahku supaya kamu tidak seenaknya masuk rumah orang lain”
kata Anakin
“Jangan
diganti. Takkan Ku ulangi lagi. Aku janji” kata Davitsoon
Anakin
meneruskan tidurnya lagi, setelah 5 menit.
“Anakin
bangun aku mau tanya sesuatu kepadamu. Yang kau ceritakan saat itu apakah semua
itu benar?”
“Cerita
yang mana?”
“Waktu
kamu pertama kali masuk ke rumahku”
“Oh
yang itu” Anakin masih setengah sadar
“iya
yang kamu menyuruhku untuk membantumu mengumpulkan bukti”
Anakin
baru ingat bahwa dia membutuhkan bantuan Davitsoon untuk menengani kasus itu.
“Sebentar
aku mau ke kamar madi dulu” kata Anakin
Setelah
selesai dari kamar mandi.
“Anakin
ayo kita makan dulu” kata Davitsoon
Setelah
mereka berdua selesai makan. Anakin memberitahu semuanya dan dia juga memberi
tahu siapa pelakunya. Mendengar cerita tersebut wajah Davitsoon merah padam
menahan emosi.
“Aku
belum punya bukti yang kuat untuk mengkapnya. Jadi aku perlu bantuanmu” kata
Anakin
“Kita
harus menangkapnya beserta anak-anak buahnya” tambah Davitsoon
Mereka
berdua menyusun rencana, membuat perangkap untuk menangkapnya.
*
Sebagian
gedung Hexagon Center masih di fungsikan. Karena belum ada tempat yang memadahi
untuk menjalankan sistem pemerintahan. Dan kalau dijalankan di rumah Presiden
dirasa kurang efektif.
Saat
Anakin pergi ke ruangan Perdana Menteri. Anakin merekam pembicaraan mereka.
Tetapi Anakin ketahuan salah satu anak buahnya. Dan akhirnya Anakin dibawa
kehadapan Perdana Menteri Jacob Whitesides.
“Ternyata
kamu sudah mengetahui semuanya. Dimana rekamannya” kata Perdana Menteri Jacob
Whitesides.
Dengan
terpaksa Anakin menyerahkan rekaman itu dan Perdana Menteri menghapus rekaman
itu.
“Kamu
tidak akan bisa berbuat apa-apa nak. Kamu tidak pantas berada disini ini bukan
duniamu dan kamu tidak pantas memanfaatkan kekayaan dari negara ini. Sejak awal
aku sudah tidak suka kamu ada di sini. Kamu akan tahu akibatnya nanti” kata
Perdana Menteri Jacob Whitesides.
Anakin
dibawa oleh anak buah Perdana Menteri disebuah ruangan yang gelap. Anakin
disiksa di ruangan itu. Selama berhari-hari.
*
Dengan
hilangnya Anakin, semua orang mencarinya kemana-mana. Namun tidak satupun dari
mereka yang bisa menemukannya.
“Aku
yakin ini pasti ulahnya” kata Davitsoon yang kelelahan mencari Anakin tidak
ketemu.
Ada
pengumuman mendadak dari Perdana Menteri yang isinya dengan hilangnya Anakin
sudah dipastikan bahwa dalang dari pengeboman beberapa minggu lalu adalah
Anakin. Anakin juga meminjam uang sebanyak U$ 500 kepada Perdana Menteri tiga
hari yang lalu. Pasti Anakin kabur setelah mendapatkan uang itu. Kejadian itu
terjadi setelah Anakin berada di sini. Dia telah merencanakan semuanya. Kita
harus mencarinya dan menghukumnya.
Semua
warga berseru dan setuju bahwa Anakin harus diadili.
“Aku
tahu hal ini pasti terjadi. Aku harus bisa menemukan Anakin dan menyelamatkan
hidupnya” kata Davitsoon
Davitsoon
tidak dapat berbuat banyak karena ini hari-hari terakhir musim dingin.
Davitsoon ingat yang pernah dikatakan Anakin, dia hanya perlu melacak lewat
teleponnya. Karena pada awalnya dia sudah membuat rencana untuk penangkapan Jacob
Whitesides.
Setelah
melacak keberadaan Anakin, keberadaannya tidak bisa langsung ditemukan karena
cuaca dan suasanya tidak mendukung.
Berakhirnya
musim dingin ini membuat Davitsoon bersemangat untuk mencari Anakin. Davitsoon
harus menemukan Anakin dan bukti yang kuat sebelum Perdana Menteri mengumumkan
keberadaan Anakin kepada publik.
“Hari
ini aku harus bisa menemukan Anakin apapun yang terjadi” kata Davitsoon
Semalaman
Davitsoon tidak tidur untuk melacak keberadaan Anakin. Pagi harinya Davitsoon
menemukan dimana Anakin disembunyikan oleh Perdana Menteri Jacob Whitesides.
Sebelum pergi kesana, Davitsoon menyempatkan untuk tidur, mandi, sarapan, dan minum
kopi.
Setelah
diamati lebih lanjut ternyata Anakin berada di rumah Jacob Whitesides.
Davitsoon mencari cara untuk bisa masuk kesana.
Setelah
masuk ke rumah Jacob Whitesides, Davitsoon tidak kunjung menemukan Anakin. Dia
merasa Anakin ada disini. Tapi di ruang manapun di sudut tembok pun Anakin
masih belum di temukan. Setelah ditelusuri bangunan rumah ini agak berbeda
dengan yang ada di gambar.
“Mungkin
rumah ini punya ruangan bawah tanah yang semua orang tidak mengetahuinya. Pasti
ada!” kata Davitsoon.
Akhirnya
Davitsoon menemukan jalan menuju ruang bawah tanah. Dia harus cepat sebelum Jacob
Whitesides datang kembali. Davitsoon menemukan Anakin yang lemas tak berdaya,
badannya berlumuran darah.
Sebelum
sempat Davitsoon memindahkan Anakin. Perdana Menteri Jacob Whitesides datang.
“Hebat
hebat hebat.... kamu masih peduli dengan temanmu itu. Dia disini hanya untuk
mengincar kekayaan negeri ini” kata Perdana Menteri Jacob Whitesides
“Bukankah
kamu yang seperti itu” kata Davitsoon
“Aku?
Ya benar memang aku perlu kekayaan aku perlu uang aku perlu kekuasaan untuk
menguasainya” kata Perdana Menteri Jacob Whitesides
“Dasar
manusia licik. Hanya itu yang kamu inginkan silahkan kuasai semuanya aku tidak
butuh semua itu” kata Davitsoon dengan nada marah
“Bagaimana
aku menguasainya, aku hanya Perdana Menteri. Aku perlu jabatan yang lebih
tinggi untuk menguasainya. Aku sudah hampir sampai ke tujuanku. Aku hanya perlu
menggulingkan Rofrick Thecewes dan
ayahmu itu sehingga aku bisa menikmati keinginanku. Tetapi sekarang kamu di
sini, aku akan lebih mudah mengahancurkan kalian semua yang menjadi
penghambat-penghambatku. Dulu aku ingin menjadi Presiden tetapi apa Rofrick
Thecewes yang akhirnya menjadi Presiden” kata Perdana Menteri Jacob Whitesides
Tanpa
disadarinya rumah Perdana Menteri sudah dikelilingi banyak polisi. Akhirnya
polisi mendapatkan bukti yang kuat untuk menangkap Perdana Menteri dengan
pengakuannya tadi.
“Aku
tahu hal ini akan terjadi” kata Anakin
“Terimakasih
sudah membantuku, selama ini aku juga sudah mencurigainya. Tapi aku tidak bisa
berbuat banyak untuk mendapatkan bukti yang cukup” kata Davitsoon kepada
Anakin.
“Jadi
selama ini kamu polisi?” tanya Anakin
“Aku
polisi yang menyamar” jawab Davitsoon
“Terimakasih
bantuannya teman-teman” kata Davitsoon kepada rekan-rekan kerjanya.
Komentar
Posting Komentar