Langsung ke konten utama

teks negosiasi jual motor

Negosiasi tentang Jual Beli Sepeda Motor

I.            Prolog
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh..
Negosiasi merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh kesepakatan antara dua pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda. Dahulu, negosiasi dilakukan secara langsung yakni dengan bertatap muka antara kedua belah pihak. Namun, pada era sekarang ini, negosiasi juga dapat dilakukan dengan cara online. Seperti dengan memasang iklan melalui situs-situs perniagaan hingga sosial media.
Kendaraan roda dua hingga saat ini sangatlah diminati oleh masyarakat karena berbagai alasan seperti harganya yang lebih terjangkau dari kendaraan roda empat, lebih irit bahan bakar, bentuknya yang ramping sehingga lebih mudah menghindari kemacetan, hingga sekedar untuk gaya dan hobi. Bukan hanya motor keluaran baru, motor bekas pun diminati oleh cukup banyak konsumen karena harganya yang lebih murah maupun karena kebutuhan yang sudah mendesak.
Pada tayangan berikut ini akan disajikan contoh negosiasi tentang jual beli sepeda motor bekas perpaduan antara cara online dengan cara langsung. Berikut tayangannya..
                                                  
II.            Narasi
Suatu hari, Ais berniat menjual sepeda motor peninggalan kakeknya yang sudah tidak pernah dipakai lagi. Ais pun akhirnya memasang iklan di OLX. Pada keesokan harinya ada seseorang yang menghubunginya via telepon. Si penelfon ternyata tertarik dengan sepeda motor yang diiklankan Ais. Mereka pun akhirnya sepakat untuk bertemu di rumah Ais untuk membicarakan hal ini.

III.            Dialog
Pembeli    : (berjalan mendekati penjual) Selamat siang.
Penjual     : (mempersilahkan duduk) Selamat siang, silahkan duduk. Dengan Pak Aziz
bukan ?
Pembeli    : Benar, saya yang menghubungi anda tadi pagi.
Penjual     : Baiklah, langsung ke intinya saja, apa benar Pak Aziz tertarik dengan sepeda
motor yang saya iklankan di OLX?
Pembeli    : Betul. Dari iklan tersebut, saya tertarik ingin melihat fisik asli sepeda motor
tersebut secara dekat, karena berdasarkan foto yang saya lihat,
kelihatannya sepeda motornya masih dalam keadaan bagus.
Penjual     : Oh itu betul sekali, sepeda motor itu peninggalan kakek saya, tapi
  kondisinya masih bagus.
Pembeli    : Memangnya mengapa anda ingin menjual sepeda motor tersebut?
Penjual     : Sepeda motor ini sudah tidak pernah dipakai lagi.
Pembeli    : Oh begitu! Bisa saya lihat sepeda motornya sekarang?
Penjual     : Tentu, tentu. Lewat sini Pak Aziz. (Berjalan menuju samping rumah)
Pembeli    : Oh, baik.                                                           
Penjual     : Nah, ini sepeda motornya, masih bagus bukan?
Pembeli    : Iya. Persis seperti di foto itu ya.
Penjual     : Tentu saja, sepeda motor ini selalu saya rawat, satu butir debu pun tidak
akan saya biarkan menyentuh sepeda motor ini (Tersenyum simpul)
Pembeli    : Wah bagus itu. Kalau boleh tahu, sepeda motor ini keluaran tahun berapa?
Penjual     : Sepeda motor ini keluaran tahun 1975.
Pembeli    : Mmm, Boleh saya cek perlengkapannya?
Penjual     : Oh ya, silahkan.
Pembeli    : Terimakasih. (Langsung mengecek sepeda motor tersebut)
Penjual     : (Setelah Pak Aziz selesai mengecek sepeda motor tersebut). Bagaimana?
(sambil tersenyum)
Pembeli    : Ya, benar-benar masih terawat.(berjalan kembali ke tempat awal) Bicara
mengenai barang kan sudah jelas ni. Bagaimana kalau kita bicarakan
masalah harganya?
Penjual     : Nah, untuk masalah harga, setelah saya cari informasi dari berbagai sumber,
saya mematok harga Rp 3.000.000,00, itu masih bisa nego.
Pembeli    : Waaah, untuk sepeda motor keluaran tahun 75 cukup tinggi ya harganya.
Penjual     : Iya, ini kan sepeda motor antik, Pak. Sekarang kalau begitu berapa tawaran
dari Pak Aziz ?
Pembeli    : Sebenarnya saya cuma punya anggaran sekitar 2 juta. Itu pun tidak cash hari
ini.
Penjual     : Masalah cash itu tidak usah terlalu dipikirkan Pak Aziz. Kalau kesepakatan
harga sesuai, saya bisa memberi waktu untuk pelunasannya. Sekarang
  berapa tawaran dari bapak?
Pembeli    : Gimana kalau 2 juta?
Penjual     : Waahh, itu terlalu jauh, Pak. Pak Aziz kan sudah tahu kondisi motornya.
Pembeli    : Kalau dilihat dari keadaan sepeda motor, betul sih, keadaannya masih
  bagus, tapi anggaran saya cuma segitu, bagaimana kalau saya naikkan 200
                        ribu?
Penjual     : Kalau segitu , belum bisa, Pak. Bagaimana kalau saya beri pilihan, kalau Pak
Aziz benar-benar menginginkan sepeda motor ini, saya bisa kasih waktu
  2 minggu untuk bapak melunasi sisa harganya. Bagaimana Pak Aziz?
Pembeli    : Alternatif yang bagus. Sebenarnya saya memang tertarik dengan sepeda
motor ini. Tapi masalah harga yang belum sesuai. Bagaimana kalau saya
tambahi 250 ribu?
Penjual     :  Baiklah Pak Aziz , bagaimana kalau kita ambiltengah-tengahnya saja,
                 2,5 juta, itu sudah saya kurangkan 500 ribu kan. Jika masih dibawah dari
harga ini, saya tidak bisa melepas sepeda motor ini. Jadi bagaimana?
Pembeli    : Okelah, tetapi pembayarannya sesuai dengan alternatif yang tadi, berarti
yang 500 ribu akan saya bayar dalam jangka waktu 2 minggu kedepan.
Penjual     : Mmm, bisa-bisa. Jadi pembayarannya tunai atau bagaimana?
Pembeli    : Uangnya nanti saya transfer saja.
Penjual     : Ooh, baik. Sekarang silakan bapak tanda tangan disini (sambil mengajukan
  surat bukti jual beli). Terimakasih Pak Aziz, senang bekerja sama dengan
  anda. Semoga bapak beruntung dengan sepeda motor ini. (berjabat tangan)
Pembeli    : Terimakasih kembali. Saya juga merasa senang bekerja sama dengan anda.
  Lebih baik saya pulang sekarang dan bagaimana jika sepeda motornya saya
bawa sekalian?
Penjual     : Oh, tidak apa-apa. Silakan.
Pembeli    : Sekali lagi terimakasih. Selamat siang.
Penjual     : Sama – sama, Pak Aziz. Selamat siang.


V.            Epilog
   Kesimpulan / abstraksi dari tayangan sebelumnya adalah sebagai berikut :
           Suatu hari, Ais berniat menjual sepeda motor dengan memasang iklan di OLX. Keesokan harinya Pak Aziz sebagai calon pembeli menelefon Ais karena tertarik dengan tawaran yang ada di iklan.Mereka pun akhirnya sepakat untuk bertemu di rumah Ais. Ais menjelaskan alasan menjual sepeda motornya ialah karena sudah tidak pernah dipakai lagi. Pak Aziz pun meminta agar diperlihatkan kondisi sepeda motor sebenarnya. Ais mematok harga 3 juta rupiah namun Pak Aziz keberatan dengan harga yang ditawarkan. Akhirnya terjadi tawar menawar, hingga didapatkan harga 2 juta 500 ribu rupiah. Namun, Pak Aziz membayar 2 juta rupiah terlebih dahulu dan sisanya dibayar dalam jangka waktu 2 minggu berikutnya. Ais pun menyetujui dan akhirnya transaksi dapat berjalan hingga mencapai kesepakatan bersama.

Dari tayangan sebelumnya, dapat ditunjukkan bahwa negosiasi yang dilakukan dengan perpaduan antara cara online dengan cara langsung tetap dapat berjalan dengan baik. Negosiasi tersebut dapat mencapai kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak, tanpa ada pihak manapun yang merasa dirugikan. Sekian tayangan dari kami. Terima kasih.

Wassalamu’alaiukum warrahmatullahi wabarokaatuh..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

naskah drama suminten edan

SUMINTEN EDAN Ing jaman mbiyen, Kanjeng Bupati Trenggalek Raden Noto Kusumo kagungan putra asmaneRaden Mas Subrata. priantun bagus, pinter, tur kagungan sipat andhap asor. Wilayah Trenggalek dumunung ing sisih kulon, katentreman rakyat diganggu marang para begal sing biasa muncul ana ing alas Ponorogo, akeh rakyat sing wadul njaluk tetulung marang Adipati Suramenggala. BABAK 1 Perusuh                  : Senajan wukir rata ing bantala, senajan baskara sirna ing ndonya, ora bakal ana sing bisa nandingi. (karo ngguyu) Suramenggala        : He Perusuh! Sakdurunge malaikat izrail nemoni aku, aku isih bisa ngalahne sepiro-piro kakuwatanmu. Perusuh                  : Sapa kowe? Suramenggala        : Aku Warok Suramenggala, saka Kadipaten Trenggalek. Wong kang bakal ngalahne awakmu. Perusuh                  : Apa?? Wani-wanine kowe ngancem aku. Ayo dibuktekne sopo wong seng luweh sekti. (Perusuh lan Suramenggala banjur perang, ngadu kesektiane.Suwi anggone perang, akhire Sur

parafase geguritan dalam bahasa jawa

PARAFASE GEGURITAN Tuladhane: Bocah Cilik Kae Bocah cilik sing nyapu latar kae (Bocah cilik sing nyapu latar kae) Sapa ngerti mbesuk tembe thukuk etare (Sapa ngerti mbesuk bakal tuwuh akale) Mabur dhuwur nganglang langit numpak mega-mega (Bisa sukses banget, kaya-kaya mumbul duwur ing langit) Andom lelana sinambi methaki lintang kartika (Kebak kaluwihan lan bisa nggayuh pangarepane) Bocah cilik kae isih bening jiwane (Bocah cilik kae isih bening jiwane) Isih suci lemah atine (isih suci lan lemah atine) Aja ditanduri jenu utawa senthe (Aja diwarai bab-bab kang ala) Aja dibumboni basa utawa krawe (Aja diwarai basa-basa kang ala) Bocah cilik kae (Bocah cilik kae) Togna menyang ngendi abur jiwane. (Togna arep neng ngendi kepingin jiwane) A.     Isine geguritan ·          Bait 1 : Bocah cilik kae sopo sing ngerti mbesuk dadi bocah sing sukses, kebak kaluwihan lan bisa nggayuh pangarepane. ·          Bait 2 : Bocah cilik kae sing i